MAKALAH MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK ALAMIAH DAN SOSIAL DALAM FILSAFAT



 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang

Manusia disebut juga insan. Dalam bahasa arab, berasal dari kata nasiyayang berarti lupa dan jika di lihat dari kata dasar dari al-uns yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaanyang baru di sekitarnya. Hal yang paling membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah akal. Seperti yang kita ketahui bahwa kita sebagai manusia memiliki akal pikiran, sedangkan hewan dan tumbuhan tidak memiliki akal. Siapapun dan apapun kedudukannya, manusia harus memahami hakekat diri dan kehidupannya. Keberadaan manusia pada hakekatnya terwujud sebagai makhluk alamiah dan makhluk sosial.

Manusia adalah subyek pendidikan, yang sekaligus pula sebagai objek  pendidikan. Salah satu peranannya sebagai subyek pendidikan manusia (khususnya manusia dewasa) bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pendidikan. Secara moral, manusia berkewajiban atas perkembangan pribadi generasi penerusnya. Dalam sisi pendidikan, manusia dewasa berfungsi sebagai pendidik yang bertanggung jawab untuk melaksanakan misi pendidikan sesuai dengan tujuan dan nilai – nilai yang dikehendaki manusia dimana pendidikan itu berlangsung. Selain itu sebagai objek pendidikan,manusia (khususnya anak) merupakan “sasaran”, pembinaan yang dilakukan untuk melaksanakan suatu proses pendidikan yang pada hakikatnya memiliki kepribadian yang sama seperti manusia dewasa. Namun hal yang membedakannya ialah karena kodratnya belum berkembang.

Proses pendidikan merupakan suatu interakasi antara manusia dengan manusia, dengan lingkungan alamiahnya, dan sosialnya. Itu semua sangat ditentukan oleh aspek manusianya. Kedudukan manusia sebagai subjek  pendidikan didalam masyarakat dan di alam semesta ini berperan bahwa manusia dapat disebut sebagai makhluk alamiah dan makhluk sosial yang memiliki tanggung jawab yang besar dalam mengemban amanat untuk membina dan mengembangkan manusia sesamanya serta memelihara alam lingkungan hidupnya secara bersama-sama. Lebih jauh lagi, manusia bertanggungjawab atas martabat kemanusiaannya.

Pendidikan dalam arti luas dan mendasar adalah suatu usaha membantu manusia untuk mengembangkan dirinya dan memanusiakan manusia sesuaidengan filsafat yang ada pada dirinya. Pendidikan berusaha membantu manusia untuk menyingkapkan dan menemui rahasia yang ada di alam, mengembangkan fitrah manusia untuk mengembangkan potensinya, mengarahkan kecenderungan emosinya dan membimbing manusia demi kebaikan dirinya dan masyarakat.

Oleh karena itu, pembicaraan tentang manusia, siapa manusia, dari mana asal manusia, untuk apa manusia hidup dan bagaimana fungsi manusia dalamhidup ini, serta mau kemana manusia, merupakan suatu pembahasan yang sangat mendasar didalam filsafat pendidikan.

1.2.      Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud manusia sebagai makhluk alamiah dan sosial?
2.      Bagaimana keberadaan dan hakekat manusia sebagai makhluk alamiah dan sosial?
3.      Bagaimana hubungan manusia sebagai makhluk alamiah dan social dalam filsafat?

1.3.      Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui arti dari manusia sebagai makhluk alamiah dan sosial.
2.      Mengetahui keberadaan dan hakekat manusia sebagai makhluk alamiah dan sosial.
3.      Mengetahui hubungan manusia sebagai makhluk alamiah dan social dengan filsafat.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      Pengertian Makhluk Alamiah dan Makhluk Sosial

Manusia diartikan sebagai makhluk alamiah yaitu karena manusia tidak  bisa lepas dari alam. Manusia membutuhkan alam untuk hidup. Sebagai contoh, kita memerlukan oksigen yang berasal dari alam untuk bernafas. Kita juga menggunakan ikan, sayur mayur, dan air yang berasal dari alam untuk melangsungkan kehidupan. Manusia memiliki insting untuk menentukan apayang akan dia lakukan. Sebagai contoh jika manusia merasakan lapar, otomatis manusia itu akan mencari makanan untuk mengatasi rasa laparnya.

Manusia juga disebut sebagai makhluk sosial. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang lain. Dalam hidup bersama dengan sesamanya (bermasyarakat), setiap individu menempati kedudukan (status) tertentu, mempunyai dunia dan tujuan hidupnya masing – masing, namun demikian sekaligus ia pun mempunyai dunia bersama dan tujuan hidup bersama dengan sesamanya. Melalui hidup dengan sesamanyalah manusia akan dapat mengukuhkan eksistensinya. Sehubungan dengan ini Aristoteles menyebut manusia sebagai makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat (Ernst Cassirer,1987).

2.2.      Hakekat Manusia Sebagai Makhluk Alamiah dan Sosial

Manusia sebagai makhluk alamiah yang mempunyai sifat dan ciri-cirisebagaimana makhluk alamiah lainnya, yang terikat dengan hukum-hukumalamiah. Dalam diri manusia terdapat unsur-unsur alam, ada unsur benda mati,ada unsur-unsur tumbuh-tumbuhan (manusia mempunyai sifat tumbuh dan berkembang), ada unsur hewani, dengan kemampuan gerak, mempunyai nafsu,insting dan sebagainya. Tetapi manusia lebih daripada itu. Manusia secara fisik mempunyai bentuk lebih baik, lebih indah, lebih sempurna, jadi secara alamimanusia menjadi makhluk paling tinggi.
Dengan kata lain pula, manusia juga tidak dapat lepas dari alam yang adadisekitarnya sebagai salah satu unsur biotik yang ada di dalam ruang lingkupalam sekitar. Manusia dan alam memiliki hubungan yang sangat berkaitan eratdalam proses pertumbuhan dan perkembangan sesuai jaman dan pengaruhteknologi yang dimiliki manusia. Meskipun terkadang dalam proses pendidikanmanusia dan alam seringkali bertolak belakang dan saling merugikan satu samalainnya. Pendidikan yang didasari oleh tingkah laku manusia di alam juga tidak dapat lepas baik dari unsur maupun sifat alamiah manusia itu sendiri.

Manusia dan alam sangat terhubung erat, bagaimana tidak, tiap seper sekian detik kita membutuhkan alam secara tidak langsung. Manusia alamiah lebih cenderung memanfaatkan apa yang ada di alam sekitarnya. Karena merekalebih berpikiran bahwa apa yang dibutuhkannya sudah ada dan sudah disediakandi alam semesta ini. Hal tersebut mengakibatkan secara tidak langsung tanpa belajar dari siapapun manusia sudah dapat belajar dan mempelajari kehidupannya. Ini disebabkan karena manusia yang mempunyai sisi alamiah yang telah lahir dari akal dan pikirannya sendiri.Pada hakekatnya sebagai makhluk alamiah yang berbeda antara satudengan yang lainnya terkadang manusia memiliki banyak persamaan, namun secara psikologi mereka menunjukan perbedaanya sendiri-sendiri. Kesadaran manusia akan dirinya sendiri merupakan perwujudan dari sifat alamiah manusia.

Kesadaran ini memberi bukti bahwa manusia sadar terhadap eksistensi dirinya. Eksistensi diri manusia mencakup pengertian yang luas termasuk kepercayaandirinya, harga dirinya, keegoisannya, martabat kepribadiannya, persamaan dan perbedaan yang mencirikan dengan pribadi lainnya, dan yang sangat mendasar adalah kesadaran akan potensi – potensi yang menjadi kemampuan dari ririnyasendiri.

Manusia secara alamiah ingin memenuhi kebutuhan dan kehendaknya masing-masing, ingin mewujudkan perkembangan jamannya menurut pendidikan dan kemampuan yang dimilikinya. Dalam arti ia memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi-potensi dan membuka kesempatan dalam bidang pendidikan. Tidak ada manusia yang betul-betul ingin menjadiorang lain, sehingga ia selalu sadar akan kodrat alamiahnya. Maka setiapindividu akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan jati dirinyasehingga membedakan dirinya dengan yang lainnya.Manusia dalam perkembangannnya selalu berusaha menemukan yang barudan mengembangkan potensi serta arah tujuannya.

Arah perkembangan manusia adalah pribadi yang utuh dimana manusia berperan penting terhadap setiap lapisan kesadarannya yang berkembang secara sempurna. Itulah potensi yang dimiliki manusia dalam dirinya. Itulah kodrat seorang manusia dalam sifat alamiahnya walaupun barangkali ia belum mencapainya. Manusia secara alamiah itu merupakan suatu keseluruhan yang tidak dapat di bagi – bagi. Hal ini merupakan arti pertama dari ucapan “manusia adalah makhluk alamiah” atau yang biasa disebut (in-dividere). Aristoteles seakan – akan berpendapat bahwa manusia itu merupakan penjumlahan dari beberapakemampuan tertentu yang masing-masingnya bekerja tersendiri, seperti halnyaada yang disebut kemampuan-kemampuan vegetatif, seperti makan, berkembang biak, dan ada sebagian orang yang menyebutnya kemampuansensitif seperti bergerak mengamati, bernafsu dan berperasaan. Adapula yang disebut kemampuan intelektif yaitu berkemauan dan berkecerdasan.

Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubungannya dengan makhluk sosial lainnya. Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinyasendiri. Sebagai makhluk sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaannya. Manusia sebagai makhluk sosial dapat Nampak pada kenyataan bahwa tidak  pernah ada manusia yang mampu menjalani kehidupan ini tanpa bantuan oranglain.Manusia sebagai makluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, diaselalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisai dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.Hakekat manusia sebagai makhluk sosial akan membentuk kaidah perilakuserta bekerjasama dalam sekelompok orang yang lebih besar.

Kemajuan manusia nampaknya akan bersandar kepada kemampuan manusia untuk kerjasama dalamkelompok yang lebih besar. Kerjasama sosial merupakan syarat untuk kehidupanyang baik dalam masyarakat yang saling membutuhkan. Kesadaran manusia sebagai makhluk sosial, justru memberikan rasatanggungjawab untuk mengayomi individu yang jauh lebih “lemah” dari pada wujud sosial yang “besar” dan “kuat”. Kehidupan sosial, kebersamaan, baik itu nonformal (masyarakat) maupun dalam bentuk formal (institusi, negara) wajib mengayomi individu.

Didalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salahsatu kodrat manusia yaitu selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interpendensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat dan warga negara. Hidup dalam hubungan interaksi social mengandung konsekuensi baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nila-nilai sekaligus watak manusia, bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antar individu.

Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama. Dalam hal ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikapdan suasana kekeluargaan serta kegotongroyongan. Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan kasih sayang,harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat. Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khasdan dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki manusia. Imanuel Kant mengatakan, “manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan”. Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telahdibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar.

Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukkan pribadi seseorang. Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah,manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani. Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan ssling membutuhkan stusama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksisocial. Mariyati dan Suryawati (2003), menyatakan bahwa “interaksi social adalah kontak atau hubungan timbal balik atau respon antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok”. Pendapat lain dikemukakan olehMurdiyat Moko dan Handayani (2004), “interaksi social adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yangmenghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur social”. “interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasanasaling mempercayai, menghargai, dan saling mendukung” (Siagian, 2004).Interaksi social adalah suatu hubungan antar sesame manusia yang salingmempengaruhi satu sama lain, baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok, maupun antar individu dan kelompok. Interaksi social terjadi jikaadanya kontak sosial dan komunikasi.














BAB III
PENUTUP

3.1.            Kesimpulan

Manusia dan Filsafat mempunyai kaitan yang cukup erat dalam suatu kehidupan. Manusia memiliki akal pikiran dan berbagai kebutuhan untuk suatuhal yang diinginkan yang akan melahirkan suati pemikiran filsafati. Filsafat juga merupakan suatu sikap atau pandangan hidup manusia, karena filsafat seseorangialah keseluruhan jumlah kepercayaan atau keyakinannya, jadi setiap manusia cenderung mempunyai suatu filsafat hidup atau pedoman hidup. Karena filsafat satu-satunya yang telah mencapai kebenaran atau pengetahuan. Filsafat akan memberikan alternatif mana yang paling baik untuk dijadikan pegangan manusia.

Dalam sisi lain, dapat kita tarik dalam garis besarnya bahwa manusia memiliki kodratnya sebagai makhluk alamiah dan di sisi lain manusia juga sebagai makhluk social yang memiliki peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat termasuk dalam hal pendidikan yang memiliki pedoman dan pegangan tersendiri. Manusia sebagai makhluk alamiah mengandung arti bahwa manusia secara individualitas dapat belajar secara langsung maupun tidak langsung belajar mempelajari kehidupannya sendiri dan tidak dapat lepas juga dari alam yang ada di sekelilingnya yang seringkali dimanfaatkan untuk kehidupannya.

Manusia juga tidak lepas dari hubungannya dengan manusia yang lainnya. Dimana manusia tidak hanya memiliki peran sebagai manusia alamiah yang bergantung pada kehidupan pribadinya sendiri atau yang sering kita sebut sebagaimakhluk social. Manusia sebagai makhluk social harus mampu berinteraksi secara hakekat dan keberadaannya, termasuk dalam bidang pendidikan pula manusia memiliki peranan yang berpedoman pada filsafat yang sangat begitu penting danerat kaitannya. Jadi, manusia pada hakekatnya berperan sebagai makhluk alamiah dan social yang memiliki kaitan yang erat dengan filsafat pendidikan sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupannya.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MAKALAH MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK ALAMIAH DAN SOSIAL DALAM FILSAFAT"

Posting Komentar