Kata Pengantar
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem organ dalam tubuh manusia ada beberapa macam, diantaranya adalah sistem muskuloskeletal. Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh, membantu proses pergerakan, serta melindungi organ-organ tubuh yang lunak. Komponen utama dari sistem muskuloskeletal merupakan jaringan ikat. Sistem ini terdiri atas tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligamen, bursa, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur tersebut (Patofisiologi, 2002). Ada tiga macam tumor tulang yaitu yang bersifat lunak, ganas dan yang memiliki lesi di tulang (berlubangnya struktur karena jaringan akibat cedera atau penyakit). Selain itu ada yang bersifat primer dan skunder. Pada tumor tulang sekunder misalnya, seseorang terkena tumor payudara, kemudian menjalar ke tulang dan selanjutnya menggerogoti tulang tersebut. Kanker tulang ini merupakan kelompok tumor tulang yang ganas.
Dari berbagai macam jaringan yang menyusun sistem ini, bermacam-macam pula gangguan yang dapat ditimbulkan. Salah satu gangguan itu yaitu Benigna BoneTumor dan Maligna Bone Tumor. Tumor ini sering terjadi pada anak-anak, karena sifatnya yang jinak tumor ini tidak berbahaya. Tumor-tumor jaringan lunak merupakan suatu golongan heterogen kelainan-kelainan yang berasal dari jaringan asal mesodermal. Dalam jaringan ini termasuk organ gerak, seperti otot-otot dan tendon, kapsula, sendi dan juga semua struktur lemak dan jaringan ikat penyangga, yang berada diantara komponen-komponen epitelial dan di sekitar organ-organ. Sering juga kelainan yang berasal dari struktur mesenkimal, tetapi yang terletak dalam organ tertentu, dibicarakan dan ditangani sebagai kelainan organ-organ itu dan tidak dimasukkan dalam golongan tumor jaringan lunak.
Tumor tulang Benigna dan Maligna memiliki prevalensi yang jarang (kurang dari 1% dari seluruh kasus tumor), namun tumor ini mengakibatkan dampak yang cukup fatal bagi penderitanya. Penderita tumor tulang seringkali merasakan nyeri yang hebat bahkan pasien tidak mampu menjalankan aktivitasnya. Selain itu penderita juga dapat berisiko mengalami cidera akibat fraktur patologik. Peran perawat dalam penyembuhan dan perawatan klien sangat dibutuhkan, karena umumnya pada pasien tumor tulang ini pasien mengalami kesulitan bergerak. Bahkan efek dari tindakan medis juga cukup mengganggu, misalnya pada kemoterapi dan pembedahan. Oleh karena itu perawat juga harus mengetahui tumor tulang Benigna dan Maligna secara menyeluruh. Hal ini ditujukan agar perawat mampu bertindak secara profesional dalam asuhan keperawatan dan memberikan perawatan yang supportif pada penderita tumor tulang.
B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi tumor ?
2. Apa definisi tumor jinak?
3. Bagaimana epidemiologikeganasan pada sistem muskuloskeletal?
4. Bagaimana klasifikasi keganasan pada sistem muskuloskeletal?
5. Apa etiologi terjadinya keganasan pada sistem muskuloskeletal?
6. Apa saja faktor risiko terjadinya keganasan pada sistem muskuloskeletal?
7. Bagaimana patofisiologi keganasan muskuloskeletsl?
8. Bagaimana manifestasi klinis keganasan pada sistem muskuloskeletal?
9. Bagaimana menentukan diagnosis dari keganasan pada tulang dengan Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang?
10. Bagaimana penatalaksanaan medis keganasan pada sistem muskuloskeletal?
11. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi dari keganasan pada sistem muskuloskeletal?
12. Bagaimana prognosis keganasan pada sistem muskuloskeletal?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui definisi keganasan tulang (tumor)
2. Untuk mengetahui epidemiologi keganasan tulang
3. Untuk mengetahui klasifikasi keganasan tulang
4. Untuk mengetahui etiologi dan faktor resiko keganasan tulang
5. Untuk mengetahui patofisiologi dari keganasan tulang
6. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari keganasan tulang
7. Untuk mengetahui cara menegakkan diagnosis keganasan tulang dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
8. Untuk mengetahui diagnosis banding dari keganasan tulang
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan keganasan tulang
10. Untuk mengetahui komplikasi keganasan tulang
11. Untuk mengetahui prognosis keganasan tulang
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Tumor merupakan salah satu dari lima karakteristik inflamasi berasal dari bahasa latin, yang berarti bengkak. Istilah Tumor ini digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan biologikal jaringan yang tidak normal. Pertumbuhan tumor dapat digolongkan sebagai ganas (malignant) atau jinak (benign).
Neoplasma (tumor) adalah masa abnormal dari jaringan, yang pertumbuhannya pesat dan tidak terkoordinasi dari pada jaringan normal dan berlangsung lama serta berlebihan setelah perhentian stimulus yang menimbulkan perubahan tersebut.
Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada umumnya tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai (serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor jinak mudah dikeluarkan dengan cara operasi. Sedangkan kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tumor tulang ini dapat mengenai seluruh usia dan dapat mengenai
seluruh tulang, tetapi sering dijumpai pada dekade pertama kehidupan dan pada
tulang panjang ekstremitas. Walaupun demikian tipe-tipe tumor tertentu memiliki
kelompok umur dan letak anatomi tertentu, sehingga, lokasi tumor penting untuk
informasi dalam menegakkan diagnosis. Osteosarkoma terjadi dominan pada usia
di bawah 20 tahun, yang 80% dijumpai pada tulang panjang. Pada kelompok ini,
jarang melibatkan tulang lainnya seperti tulang kraniofasial. Pada pasien di atas
50 tahun, sekitar 50% kasus osteosarkoma terdapat pada tulang ekstremitas, 20%
melibatkan pelvis dan tulang kraniofasial.
Penyebab pasti osteosarkoma masih belum jelas diketahui, namun yang
merupakan faktor risiko berupa :
(1). Pertumbuhan tulang yang cepat,mempengaruhi angka kejadian osteosarkoma, seperti dapat dilihat dengan meningkatnya kejadian selama percepatan pertumbuhan remaja, dan lokasi yang khas adalah pada lempeng pertumbuhan tulang panjang;
(2).Faktor lingkungan, satu-satunya yang berperan sebagai faktor risiko lingkungan adalah paparan radiasi. Radiasi ion merupakan 3% dari penyebab langsung osteosarkoma. Pada
hewan percobaan, didapati bahwa ada beberapa virus juga dapat menimbulkan osteosarkoma
(3). Predisposisi genetik, adanya riwayat keluarga yang menderita osteosarkoma, herediteri retinoblastoma dan sindroma Li-Fraumenimerupakan predisposisi untuk osteosarkoma.
Download dan Baca Lengkap makalah diatas [ DISINI ]
Baca juga makalah lain mengenai MAKALAH BLOK 17 MUSKULOSKELETAL SKENARIO 5: KEGANASAN PADA TULANG (OSTEOSARKOMA)
Baca juga makalah lain mengenai PEMANFATAN BATERAI BUAH KENTANG DAN BATERAI MAGNETIK SERTA APLIKASINYA
Baca juga makalah lain mengenai Makalah blok 17 muskuloskeletal Skenario 3: fraktur dan infeksi tulang
Baca juga makalah lain mengenai Makalah blok 17 muskuloskeletal Skenario 3: fraktur dan infeksi tulang
0 Response to "MAKALAH BLOK 17 MUSKULOSKELETAL SKENARIO 5: KEGANASAN PADA TULANG (OSTEOSARKOMA)"
Posting Komentar